Selasa, 08 November 2011

Hidup yang Sebenarnya

Jadi inget waktu magang di Jakarta tahun lalu, pulang pergi selalu naik angkot. Capek dan sumpek yang kurasakan tapi banyak pula sesuatu yang bisa aku lihat tentang realita hidup sesungguhnya. Realita sebagai pembelajaran hidup dari mereka. Pada kehidupan di angkutan umum inilah aku tahu tentang hidup. Semua pekerja, anak sekolah rela berdesak-desakan dalam angkot atau bus untuk mencari nafkah, mencari ilmu. Ya, hidup itu emang perjuangan. Tanpa ada tantangan hambar rasanya. Ternyata banyak orang yang memiliki caranya sendiri untuk menyambung hidup. Tiap hari aku selalu naik angkutan umum yang sama, dan berjumpa dengan puluhan pengamen dan pengemis yang berbeda pula. Ada penggalan lagu yang masih kuingat dari beberapa anak punk yang lagi ngamen...

" permisi bapak supir dan kenek, ijinkan kamu untuk bernyanyi menghibur Anda sekalian
bukannya kami ga mau kerja tapi udah ga ada lowongan pekerjaan, males jadi omongan tetangga lebih baik kami ngamen daripada jadi maling, jualan narkoba nanti masuk buser, ..." (lirik selanjutnya lupa)

Mereka punya cara unik untuk menarik perhatian penumpang bus. Seperti anak-anak yang membawa amplop terus dibagikan ke penumpang dengan tulisan "mohon bantuan untuk biaya sekolah", ada juga seorang wanita hamil dengan bertulisakan "mohon bantuan untuk biaya persalinan". Sedih memang, hidup tak pernah tentu. Eh, tapi aku sempat melihat juga seorang membawa bayi sambil ngamen tapi koq si bayi ini penampilannya ada yang aneh. Si bayi kecil ini memakai anting dan gelang emas. Bayi siapakah itu? Bayi si pengemis atau sewaan? banyak berita yang beredar para pengemis ini menyewa bayi-bayi untuk dijadikan komersil. Well, banyak cara yang dilakukan oleh orang-orang yang mencari uang di angkot. Semoga apa yg mereka minta itu benar untuk kebutuhan mereka. Hmmm....
Memang tidak mudah mendapat pekerjaan di ibu kota tanpa skill dan kemauan yang keras. Banyak orang yang hanya bermigrasi tanpa bekal cukup untuk meraih angan itu kemungkinan kecil. Mungkin benar juga ucapan orang-orang tentang Jakarta itu kejam! So, ibarat kamu di negeri orang ga punya (skill) apa-apa nanti kamu di deportasi. Mending siapin mateng-mateng apa yang pengen kamu cari. "Life is hard, challenges face with struggle".