Senin, 24 Mei 2010

The High Way to Fly

I tried to be perfect

For all my better life

I walk on the uncertain points

Searching for the half of my life that’s missing

I already have half part of my life but that was not enough

For the other half is still in search



I start looking in different uncertain directions

diving inside one by one

Until I saw a lot of butterflies flying towards the destination island

My road is not easy to go through

But that is not in vain when what I see is so amazing

This feeling is getting closer to be the residents of the island

I hope the gate is opened for me

Sabtu, 15 Mei 2010

I Need You

When i dont know what should behave? You taught me with patience things from the beginning I did not know. You taught me how to eat, bathe, and wear clothes. You let me cry top of my voice until I tired myself. Let me not be someone who is spoiled ...

When the lights went out I need someone to accompany me to sleep. Sometimes I can't sleep because you are delirious.

I'll soon be meet you to devote messy feelings. I would not be shame to cry. I could hang out with you. We can shopping and gossip.

You give me love. When I'm feel bad you rebound my emotions. Sometimes you patient when I was annoyed, you even going to leave me until my anger go down and you come back to me again. You always support me to go ahead. Giving something fun things.

I need YOU because you give me them be there for me.

Kamis, 13 Mei 2010

Part 2 : Laras's Mind

Namaku Laras. Aku lahir di Tegal. Aku ga tahu kenapa aku bisa jadi seperti ini? Awalnya, aku disuruh ibu untuk jagain adek dirumah yang masih bayi sementara ibu kerja di sawah. Lama-lama aku menyukai pekerjaanku menjaga adikku. Jiwa keibuanku mulai tumbuh. Ibuku sudah mengetahui sifatku yang mulai aneh. Aku sering pindah-pindah sekolah. Teman-teman sekolahku selalu mengejek aku dengan kata-kata "bencong". Perasaanku sakit dan aku malu. Sampai akhirnya aku memutuskan tidak melanjutkan sekolah lagi. Oh, ya sampai lupa nama ku sebenarnya Roni. Aku mencintai diriku sebagai perempuan tapi jiwaku berada dalam tubuh pria. Aku menyadari keadaanku sekarang ini. Aku sebagai waria dan itu pilihanku.
Orang tua ku mengerti aku. Mereka ga marah. Ada satu pesan dari orang tuaku yang sampai sekarang tetap aku pegang. Sebagai waria aku ingin memiliki tubuh yang sempurna menyerupai perempuan. Seperti operasi plastik atau suntik silikon. Tapi aku selalu ingat kata orang tuaku " Kamu boleh menjadi apa yang kamu ingini tapi jangan sampai kamu merubah fisikmu."
Pahit manis kehidupan selalu aku rasakan. Meskipun sakit tapi apalah daya. Aku ini kan cuma kalangan minoritas.

Waria itu bukan dilihat dari fisik tapi hati.
Sebagai waria, saya bukan siap untuk bahagia tapi siap untuk menderita.

9 Mei 2010

Selasa, 11 Mei 2010

Part 1: Wanna be...

Minggu malem aku iseng-iseng bareng Nindi cari makan di sekitaran Babarsari. Bingung mau makan apa, kita bolak-balik nyari makan. Padahal seh kebanyakan semua warungnya menunya sama 'penyetan'. Eh, kita liat ada waria ngamen sendirian. Mana gerombolannya ya? Awalnya takut untuk kenalan.
"Wah, kenalan yuk, sama si waria?" kata Nindi.
"Kayaknya dia lagi sibuk tuh, " kataku.
"dah dicoba aja."
"Permisa, mba. Boleh kenalan g?" kata Nindi
"Boleh, Laras," jawab si waria.
"Bisa ngobrol-ngobrol bentar g?" kataku.
"Habis kerja aj gimana, mba?", kata Nindi
"Nanti aj sekitar jam setengah 9. Nanti saya tunggu di warung depan SD itu ya?", kata mba Laras.

Jam setengah 9, Nindi jemput mba Laras. Kita mau ketemuan di Misber. Di situ, kita juga ngajakin mas Rory buat ngobrol-ngobrol bareng si waria. Pembicaraan di awali sama mas Rory. Ok, kita dengarkan sesi tanya jawabnya.
"Mba Laras aslinya mana?"
"Tegal"
"Di Jogja udah berapa lama?'
"Udah lama"
"Kapan mulai jadi waria?"

Minggu, 9 Mei 2010